Al Jumlah Al Mufidah-Kalimat Sempurna


Jagoarab

الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ
Kalimat Sempurna

Kaidah Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna)

          التَّرْكِيْبُ الَّذِي يُفِيْدُ فَائِدَةً تَامَةً يُسَمَّى جُمْلَةً مُفِيْدَةً
          الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ قَدْ تَتَرَكَّبُ مِنْ كَلِمَتَيْنِ، وَقَدْ تَتَرَكَّبُ مِنْ أَكْثَرَ، وَكُلّ كَلِمَةٍ فِيْهَا تُعَدُّ جُزْءًا مِنْهَا

         Susunan kata yang memberi faidah sempurna disebut dengan Kalimat Sempurna
         Kalimat sempurna terkadang tersusun dari dua kata dan terkadang tersusun lebih dari dua kata dan setiap kata pada kalimat tersebut terhitung sebagai bagian darinya
         Kalimat sempurna adalah kalimat yang tersusun dari dua kata atau lebih

Contoh Kalimat :

Masjid itu besar
المَسْجِدُ كَبِيْرٌ
Kebun itu indah
البُسْتَانُ جَمِيْلٌ
Lapangan itu luas
المَيْدَانُ وَاسِعٌ
Muhammad telah membaca al Quran
قَرَأَ مُحَمَّدٌ قُرْآنًا
Fatimah telah memetik bunga
قَطَفَتْ فَاطِمَةُ زَهْرَةً
Zainab telah mencium bunga
شَمَّتْ زَيْنَبُ وَرْدَةً
Ikan itu hidup di dalam air
يَعِيْشُ السَمَكُ فِي المَاءِ
Orang-orang muslim itu sholat di Masjid
صَلَّى المُسْلِمُوْنَ فِي المَسْجِدِ
Hujan turun dari langit
يَنْزِلُ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ

Pembahasan :
Mari kita lihat pada tiga contoh pertama diatas. Kita dapati bahwa tiga contoh tersebut merupakan contoh jumlahmufidah yang terdiri dari dua kata. Kata pertama yaitu (المَسْجِدُ ) dan kata yang kedua yaitu (كَبِيْرٌ ). Jika kita membaca kalimat tersebut secara terpisah seperti hanya membaca pada kata yang pertama saja ( المَسْجِدُ ), maka kita tidak akan mendapatkan pemahaman yang sempurna. Demikian juga jika kita hanya membaca pada kata yang kedua saja (كَبِيْرٌ ), kita tidak akan bisa memahami maksud dari kata tersebut dengan sempurna. Namun jika dua kata tersebut kita gabungkan menjadi ( المَسْجِدُ كَبِيْرٌ ) yang artinya adalah “Masjid itu besar”, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang sempurna dimana kita memahami bahwa masjid itu besar. Kata besar disini menjadi kata penjelas yang menjelaskan bahwa masjid itu bentuk bangunannya adalah besar.

Sekarang mari kita perhatikan kembali pada tiga contoh yang kedua. Kita dapati bahwa contoh tersebut merupakan contoh jumlah mufidah yang terdiri dari tiga kata. Kata yang pertama yaitu (قَطَفَتْ ), kata yang kedua yaitu (  فَاطِمَةُ ) dan kata yang ketiga yaitu (زَهْرَةً ). Sama halnya dengan apa yang telah kita bahas diatas, jika kita hanya membaca salah satu dari tiga kata tersebut, maka kita tidak akan mendapatkan pemahaman secara lengkap tentang maksud dari kalimat tersebut. Misalnya kita hanya membaca pada kata (قَطَفَتْ ) atau pada kata (  فَاطِمَةُ ) atau pada kata (زَهْرَةً ) saja, maka kita tidak akan paham maksud dari kalimat tersebut. Namun jika kemudian kata tersebut kita sambung sehingga menjadi sebuah susunan kata seperti (قَطَفَتْ فَاطِمَةُ زَهْرَةً ) yang artinya adalah “Fatimah telah memetik bunga”, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang sempurna tentang maksud dari kalimat tersebut.


Sekarang kita kemabli lihat pada tiga contoh terakhir. Kita dapati bahwa kalimat tersebut merupakan contoh jumlah mufidah yang terdiri dari empat kata, kata pertama yaitu (يَنْزِلُ ), kata kedua yaitu (المَطَرُ ), kata ketiga yaitu (مِنَ ) dan kata yang keempat yaitu (السَّمَاءِ ). Sama hal yang jika kita baca satu persatu seperti kata (يَنْزِلُ ) saja atau kata (مِنَ ), maka kita tidak akan mendapatkan pemahaman yang sempurna tentang kalimat tersebut. Namun jika kemudian kita gabungkan menjadi (يَنْزِلُ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ ) yang artinya adalah “hujan turun dari langit”, maka kita akan mendapatkan pemahaman secara sempurna bahwa hujan itu turunnya adalah dari langit.

Lalu bagaimana dengan kalimat berikut ini? Bukankan kalimat ini hanya terdiri dari satu kata saja?

Kamu Berdirilah!
قُمْ!
Duduklah kalian berdua!
اجْلِسَا!
Tulislah oleh kalian!
اكْتُبُوا!

Mari kita cermati kalimat diatas secara seksama. Kita dapati bahwa sebenarnya kalimat diatas terdiri dari dua kata, hanya saja kata yang kedua itu tidak di nampakkan atau di sembunyikan. Mengapa demikian? Karena tanpa ditulis pun atau tanpa dilafadzkan pun kita sudah bisa memahami kalimat tersebut dengan sempurna. Kata yang tidak perlu untuk di lafadzkan pada kalimat diatas yaitu ( أَنْتَ، أَنْتُمَا، أَنْتُمْ ). Dengan demikian jika kita buat sebuah tabel, maka akan terlihat seperti berikut :

Kamu Berdirilah!
قُمْ أَنْتَ!
أَنْتَ
قُمْ!
Duduklah kalian berdua!
اجْلِسَا أَنْتُمَا!
أَنْتُمَا
اجْلِسَا!
Tulislah oleh kalian!
أكْتُبُوا أَنْتُمْ!
أَنْتُمْ
اكْتُبُوا!

Bagaimana sahabat, mudah bukan materi tentang jumlah mufidah (kalimat sempurna) dalam bahasa arab? Jangan lupa untuk terus belajar dan mempraktekkan materi ini dengan baik ya. Semangat.......

Posting Komentar

0 Komentar